Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dilema Gereja Kovenan Injili: Apakah Ada Ruang untuk Dukungan LGBT?

Dilema Gereja Kovenan Injili: Apakah Ada Ruang untuk Dukungan LGBT?

Dalam Dilema Gereja KovenanInjili: Apakah Ada Ruang untuk Dukungan LGBT?, sebuah perdebatan yang hangat dan memecah-belahkan tengah mengguncang gereja ini. Dua gereja telah dihapus secara paksa, sementara yang lain secara sukarela keluar, semuanya karena perbedaan pandangan mengenai inklusi LGBT. Pertanyaan pun muncul: apakah gereja ini dapat menemukan ruang untuk menerima dan mendukung anggota LGBT, ataukah kebijakan dan pandangan tradisional akan tetap dijunjung tinggi? Artikel ini akan membahas perjuangan ECC dalam menjawab tantangan ini dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kesatuan dan inklusivitas gereja.
 

Dua kelompok jemaat memicu perdebatan mengenai LGBT di Gereja Kovenan Injili. Awaken Church di St. Paul, Minnesota, dihapuskan oleh Evangelical Covenant Church (ECC) karena kebijakan dan praktik yang tidak sesuai dengan pedoman seksualitas denominasi. Gereja ini merupakan gereja kedua yang dihapus secara paksa dalam sejarah ECC. Sebelumnya, Quest Church di Seattle secara sukarela keluar dari ECC karena inklusi LGBT. Beberapa pendeta ECC telah mengubah posisi mereka terkait dengan hubungan sesama jenis, mengajukan pertanyaan apakah itu harus menjadi ujian untuk persekutuan atau tidak. 

ECC tidak mengharuskan para pendeta mengadopsi pernyataan iman yang luas. Namun, ECC menginginkan kesatuan dalam enam doktrin penting mengenai keselamatan, Alkitab, signifikansi dan misi gereja, peran Roh Kudus, dan kebebasan dalam Kristus. ECC juga meminta para pendeta untuk menahan diri dari pernikahan sesama jenis sejak tahun 2015. Beberapa pendeta ECC telah memilih untuk keluar secara sukarela karena perbedaan pandangan tentang seksualitas manusia. 

Beberapa pendeta ECC yang mendukung LGBT telah meminta agar ECC mempertimbangkan ulang posisi pernikahan yang ditetapkan pada tahun 1996. Namun, petisi ini tidak pernah ditambahkan ke dalam agenda pertemuan denominasi. Beberapa orang berharap tindakan tegas akan menyelesaikan masalah ini, sementara yang lain menganggap bahwa pembicaraan belum selesai. 

ECC, yang menekankan keragaman teologis dan kebebasan dalam Kristus, telah menghadapi perpecahan terkait dengan isu LGBT. Masalah ini juga memperlihatkan kurangnya keragaman ras dalam denominasi tersebut. Beberapa pemimpin gereja ECC menyatakan keprihatinan bahwa percakapan tentang isu LGBT telah mengalihkan fokus dari isu-isu seperti imigrasi, keadilan, dan penginjilan. 

Pada tahun 2023, ECC akan memutuskan apakah Awaken dan Quest harus dikeluarkan atau tidak, dan hal ini akan menentukan apakah ECC dapat menerima perbedaan pendapat tentang seksualitas manusia. Para pemimpin gereja ECC akan mengambil keputusan penting ini, namun banyak pengamat percaya bahwa hasilnya sudah dapat ditebak. 

Tindakan ECC untuk menghapus gereja-gereja yang menerima LGBT ini bukanlah hal baru. Pada tahun 2018, ECC menangguhkan seorang pendeta karena meresmikan pernikahan sesama jenis. Kemudian, gereja First Covenant Church di Minneapolis juga dihapus dari ECC setelah pemimpin gerejanya menyatakan dukungan terhadap anggota LGBT, pernikahan sesama jenis, dan penahbisan orang gay yang menikah. 

Beberapa pendeta ECC yang mendukung inklusi LGBT telah memilih untuk secara sukarela meninggalkan persekutuan. Namun, gereja Awaken dan Quest dengan sengaja memaksa ECC untuk menghadapi isu ini. Mereka berharap bahwa tindakan penghapusan ini akan mengubah budaya dan memunculkan percakapan yang lebih jujur dan terbuka. 

Namun, ada juga kekhawatiran bahwa perdebatan tentang LGBT ini telah mengganggu fokus gereja pada isu-isu lain yang penting. Beberapa pemimpin gereja ECC menganggap bahwa ada kecenderungan untuk mengubah ajaran Alkitab demi menyesuaikan dengan perubahan sosial. Ada pula upaya untuk mengeluarkan orang-orang yang tidak setuju dengan pandangan Kristen tradisional. Masalah ini menyoroti kebutuhan untuk mengeksplorasi dan mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan keberagaman dan inklusi. 

Dilema Gereja Kovenan Injili: Apakah Ada Ruang untuk Dukungan LGBT?

ECC, sebagai denominasi yang menekankan keragaman teologis, sedang menghadapi tantangan dalam menangani isu LGBT. Pertemuan tahunan mendatang akan menjadi titik balik penting dalam menentukan apakah ECC memiliki ruang bagi perbedaan pendapat tentang seksualitas manusia atau tidak. Meskipun banyak pengamat merasa yakin dengan hasilnya, ECC tetap berusaha mempertahankan kesatuan dalam keragaman dan memahami bahwa meskipun ada perbedaan, gereja tetap menjadi tempat bagi semua orang yang ingin bergabung dalam misi Tuhan.

Yakangadmin
Yakangadmin Hanyalah seorang Blogger Pemula, yang masih terus belajar, "Lebih baik tahu sedikit tapi berbagi, daripada tahu banyak tapi hanya membanggakan diri"

Post a Comment for "Dilema Gereja Kovenan Injili: Apakah Ada Ruang untuk Dukungan LGBT?"