Renungan untuk Pemuda Kristen masa kini “Dirimu bukan segalanya”
“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." (Ayt.10) (Baca: Roma 12:9-10)
Dirimu bukan segalanya - Teman-teman, kalau kita mempunyai hidup yang berpusat pada diri sendiri tanpa disadari akan menjauhkan orang lain. Kalau kita memang mau berpartisipasi dalam sukacita kebersamaan hidup, kita harus membiarkan Yesus mengaitkan kembali pemikiran kita sehingga kita menjadi lebih sadar akan sesama daripada diri sendiri.
Kebersamaan hidup
Teman-teman, hal pertama dari bacaan ayat Alkitab hari ini, terkait dengan renungan untuk pemuda ini. Kebersamaan hidup kita yang akan membantu mengalihkan mata kita dari diri sendiri adalah panggilan untuk “saling mengasihi”. Kata ini digunakan untuk menguatkan hati anak-anak Tuhan untuk komitmen pada satu sama lain. Kenyataannya, kita tidak akan menemukan kata komitmen di mana pun dalam Perjanjian Baru; dan kita hanya menemukan kata melakukan ketika kata itu mendorong hati kita untuk tidak melakukan tindakan-tindakan kejahatan.
Dalam perjalanan anda dan saya, kita akan menemukan kasih sayang di dalam hati kita untuk mereka. Ini tidak hanya akan melibatkan orang-orang yang mudah untuk dikasihi; tetapi Allah juga akan memberi kita kasih sayang bagi mereka yang terperangkap dalam perbudakan dosa. Teman-teman, kebanyakan persahabatan abadi dibentuk lingkungan-lingkungan kelompok kecil di mana orang-orang berbagi hidup orang Kristen untuk satu masa.
Kasih Allah tidak menuntut
Kasih Allah tidak menuntut apapun sebagai balasan. Apa yang akan kita temukan dari pemahaman ini teman-teman, yang mungkin menjadi rujukan renungan untuk pemuda? Yaitu bahwa untuk setiap tiga puluh atau empat puluh orang yang kita kasihi, hanya satu atau dua yang mungkin merespon dengan perhatian yang serupa untuk kita. mereka adalah orang-orang yang bersamanya kita akan mengalami satu kedalaman komunitas spiritual yang tak tertandingi oleh hal lain di dunia ini.
Menghormati orang lain di atas diri kita sendiri benar-benar berarti menempatkan kebutuhan-kebutuhan mereka di atas milik kita sendiri dan memerhatikan kesejahteraaan mereka. Bisakah teman-teman kita membayangkan bahwa bagaiman satu kelompok anak-anak Tuhan yang menghormati orang lain di atas diri mereka akan menjadikan kasih Allah dikenal dalam satu dunia yang lebih menyukai diri sendiri? Hal itu bisa terjadi dengan begitu sederhana. Ketika Allah telah begitu memuaskan kita bahwa kita bisa mempercayai Dia memenuhi setiap kerinduan dalam hidup kita. Dia memperhatikan kita dengan baik. Diri kitalah harus menjadi khotbah bahkan renungan yang hidup. Dengan demikian kita akan menyadari bahwa diri kita bukanlah segalanya, tetapi diri kita sebenarnya masih dibutuhkan oleh orang lain yang sahabat-sahabat kita.
Penutup dan refleksi
Teman-teman, kiranya Renungan untuk pemuda yang singkat dan sederhana ini memotivasi kita untuk bisa mendirikan fondasi dimana kita bisa membuka hidup kita kepada orang-orang yang telah didekatkan Allah pada kita. Kalau diri kita bukanlah segalanya, maka sekarang kita harus melihat bagaimana hubungan-hubungan ini dimulai dan tumbuh seiring dengan waktu; dan bagaimana hubungan-hubungan yang semakin dewasa mampu membuka harta yang paling besar dari persahabatan. Amin.*
Doa :
Ya, Tuhan, Bapa di Sorga. Jadikan kami mampu menjadikan diri kami menjadi bermanfaat bagi orang lain bukan untuk diri sendiri, tetapi sesama kami. Amin.
Post a Comment for "Renungan untuk Pemuda Kristen masa kini “Dirimu bukan segalanya”"